Rabu, 05 Juni 2013

Guru Kreatif Vs Siswa Aktif


Guru Kreatif (Creative Teacher)

Siswa sebagai subyek pembelajaran. (Learning empowers students).

Dalam penerapan metode belajar aktif yang benar, siswa dan guru sama-sama aktifnya.

Metode belajar aktif atau sekarang lumrah disebut sebagai metode PAKEM (pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan) saat ini mulai dirasakan pentingnya dikalangan praktisi pendidik. Dikarenakan metode ini agaknya menjadi jawaban bagi suasana kelas yang kaku, membosankan, menakutkan, menjadi beban dan tidak membuat betah dan tidak menumbuhkan perasaan senang belajar bagi anak didik. Alih-alih membuat anak mau menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terjadi malah kelas dan sekolah menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.
Sering menjadi lelucon mengenai metode belajar aktif di sekolah dasar. Dimana dalam metode belajar aktif yang terjadi adalah guru bermalas-malasan, sedangkan yang aktif justru muridnya. Murid diminta untuk mencatat, menyalin dan dibebani banyak sekali pekerjaan rumah. Dengan demikian ada kesalahan dalam menerjemahkan pendekatan pembelajaran. Tidak mungkin tercapai nuansa PAKEM apabila siswa dalam hal ini malah terbebani sedangkan guru juga tidak tentu arah dalam melaksanakan dan merencanakan pembelajaran dikelas.
Cara belajar siswa aktif adalah merupakan tantangan selanjutnya bagi para pendidik. Sebab ruh dari KTSP yang diberlakukan sekarang ini adalah pembelajaran aktif. Dalam pembelajaran aktif baik guru dan siswa sama-sama menjadi mengambil peran yang penting.
Guru sebagai pihak yang;
  • merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas.
  • membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama)
  • membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
  • Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang
  • Menilai siswa dengan cara yang tranparan dan adil dan harus merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik)
  • Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tertulis, performa (penampilan saat presentasi, debat dll) dan penugasan atau proyek
  • Membuat portfolio pekerjaan siswa.
Siswa menjadi pihak yang;
  • menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
  • melakukan riset sederhana
  • mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.
  • memecahkan masalah (problem solving),
  • belajar mengatur waktu dengan baik,
  • melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok (belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player)
  • mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.
  • Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun ke lapangan, mendengarkan guest speaker)
  • Banyak kegiatan yang dilakukan dengan berkelompok.
 Guru yang kreatif selalu dapat memacu anak usia dini untuk aktif. Itulah semangat yang melatarbelakangi Lomba Kreativitas Guru dan Anak yang diadakan Al Ummah pada 8 Desember 2012 dalam rangka memperingat Hari Guru

Lomba yang diikuti puluhan kelompok dari jenjang BATITA, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak ini terkesan hening karena semua anak tengah asyik membuat karya kreativitas dari ide guru mereka. Menggunting, menempel, mewarnai, melipat, menabur dan sebagainya dengan tekun dilakukan anak-anak dengan dampingan para guru.

“Memang tujuan dari event ini melihat sejauh mana kerjasama guru dalam membimbing anak dan rasa puas serta bangga dalam diri anak ketika ketekunannya berbuah hasil karya mereka yang original. Karena guru hanya mendampingi dan mengarahkan . Hasil karya tetap asli buatan anak” jelas Shohihatin, ketua pelaksana lomba bertajuk Guru Kreatif Siswa Aktif ini.


Tentu saja, pemenang yang muncul adalah kelompok yang gurunya paling sabar mengarahkan dan bersabar untuk tidak terlibat banyak saat anak membuat hasil karya. Disamping itu unsur kemanfaatan, kreativitas serta penggunaan alat dan bahan juga menjadi kriteria pemenang.

“Ada kesenangan buat anak-anak karena selama ini hasil karya mereka tidak dilombakan. Disamping itu event ini juga bentuk edukasi kami kepada lembaga pendidikan lain yang jadi peserta lomba agar mulai belajar untuk menjadi pendidik yang ramah anak. Karena fungsi pendidik sebenarnya hanyalah fasilitator, motivator dan evaluator bukan instruktur” lanjut Shohihatin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar